
MUI Ajak Masyarakat Boikot Produk Unilever yang Dukung LGTBQ
30 June, 2020 11:29 WIB | BERITA INSPIRA

Foto : Istimewa/ Tangkapan Layar
JAKARTA INSPIRA.TV,- Ketua Komisi Ekonomi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Azrul Tanjung, meminta Unilever segera menghentikan kampanye pro-LGBT. Azrul menganggap, kampanye itu bukan hanya menimbulkan gerakan antipati di masyarakat melainkan kerugian bagi Unilever sendiri.
"Kita tidak berkeinginan untuk merusak bisnis Unilever, tapi kita imbau kepada Unilever bahwa LGBT adalah penyakit dan harus diobati bukan justru di dukung," ujar Azrul kepada Republika, Selasa (30/6/2020).
Basis perusahaan Unilever berada di Amsterdam, Belanda, secara resmi menyatakan diri berkomitmen mendukung gerakan LG BTQ+ pada 19 Juni lalu melaluipostingan mereka di akun Instagram.
"Kami berkomitmen untuk membuat rekan LGBTQ+ bangga karena kami bersama mereka. Karena itu, kami mengambil aksi dengan menandatangani Declaration of Amsterdam untuk memastikan setiap orang memiliki akses secara inklusif ke tempat kerja."
Unilever juga membuka ke sempatan bisnis bagi LGBTQ+ sebagai bagian dari koalisi global. Selain itu, Unilever meminta Stonewall, lembaga amal untuk LGBT, untuk mengaudit kebijakan dan tolok ukur bagaimana Unilever melanjutkan aksi ini.
Sebagai perusahaan besar, Azrul menjelaskan, Unilever seharusnya dapat lebih bijak dalam meng ambil sikap. Dia juga me minta Unilever untuk mengalih fungsikan dana dukungan mereka untuk mem bantu menyem buh kan penyakit LGBT. Menu rut Azrul, jika perusahaan tersebut memberi so kong an dana kepada LGBT, akan ber bahaya bagi peradaban kehidupan.
Azrul menegaskan, akan mengajak masyarakat untuk beralih pada produk lain jika Unilever tak kunjung menghentikan kampanye pro-LGBT. Menurutnya, gerakan tersebut akan melibatkan MUI bersama ormas-ormas Islam jika kampanye itu diteruskan.
"Saya selaku ketua komisi ekonomi MUI akan meng ajak masyarakat berhenti menggunakan produk Unilever dan memboikot Uni lever," kata dia.
Pengamat Ekonomi Islam Yusuf Wibisono menjelaskan, boikot adalah salah satu bentuk etika dan moral dalam konsumsi. Gerakan itu merupakan bentuk protes moral dari konsumen kepada produsen yang legal dan dibenarkan.
Menurut dia, boikot telah menjadi instrumen penting dalam menyuarakan aspirasi konsumen di pasar global dan untuk meningkatkan sensitivitas per usahaan terhadap kepentingan ekonomi, politik, dan sosial.
"Jika ada protes dan boikot dari se bagian konsumen Muslim Indo nesia kepada Unilever atas dasar kriteria moral, yaitu menolak tindakan Unilever yang mendukung LGBT, itu adalah sah dan terbenarkan," jelas dia. (GGP)
Jangan lewatkan live streaming Inspira TV 24 jam non stop di www.inspira.tv/live. Supaya tidak ketinggalan berita-berita terkini, terlengkap, serta laporan langsung dari berbagai daerah di Indonesia, yuk subscribe channel youtube Inspira TV. Aktifkan juga lonceng supaya kamu dapat notifikasi kalau ada video baru.
BACA JUGA BERITA INSPIRA LAINNYA
Pesan Terakhir Syekh Ali Jaber di Instagram Kepada Umat Muslim Indonesia
14 January, 2021 | 13:37 WIB
Tim SAR Gabungan Kembali Temukan 3 Korban Longsor Sumedang, Total Meninggal 24 Orang
14 January, 2021 | 15:01 WIB
Jokowi Tunjuk Calon Tunggal dari Mantan Ajudan Jadi Kapolri
13 January, 2021 | 14:05 WIB
Tim SAR Kembali Temukan 5 Jasad Korban Longsor di Sumedang
13 January, 2021 | 22:29 WIB
Raffi Ahmad dan Ahok Ternyata Ikut Pesta, Pihak Istana Serius Bahas Soal Sanksi
14 January, 2021 | 18:45 WIB
Jabar Mulai Vaksinasi Covid-19, Ini Pesan Gubernur untuk Masyarakat
14 January, 2021 | 17:51 WIB
62.560 Vaksin Covid Tiba di Semarang, Kapolda Jateng: Siap Amankan Distribusinya Sampai Tujuan
05 January, 2021 | 10:30 WIB
Distribusi Vaksin Covid-19 di Jabar Telah Sesuai Standar Kemenkes dan BPOM
14 January, 2021 | 11:39 WIB
ARTIKEL PILIHAN
Musim Penghujan, Islam Mengajarkan Kita Untuk Menjaga Kebersihan
11 January, 2021 | 12:09 WIB
Terakhir 13 Orang Korban Longsor di Sumedang Berhasil Dievakuasi
11 January, 2021 | 10:23 WIB
Jabar Mulai Vaksinasi Covid-19, Ini Pesan Gubernur untuk Masyarakat
14 January, 2021 | 17:51 WIB
Tim Dokter Kepresidenan Tegaskan Jokowi Tak Ada Rasa Sakit Setelah Disuntik
13 January, 2021 | 11:15 WIB
Disdagin Minta Perajin Tahu Tempe di Kota Bandung Jadi Prioritas Importir Kedelai
05 January, 2021 | 09:20 WIB
Semester Genap Tahun Ini Bandung Belum Gelar Belajar Tatap Muka
06 January, 2021 | 09:03 WIB
Akhirnya BPOM Berikan Izin EUA untuk Vaksin Covid-19 Sinovac
11 January, 2021 | 19:14 WIB
Ssst, Pramugari dan Pegawai Bank Diperiksa Polda Jabar Kasus Prostitusi Artis
05 January, 2021 | 14:09 WIB