
JSH: Jangan Sembarangan Meneruskan Informasi
22 July, 2020 10:27 WIB | BERITA INSPIRA

Foto: Istimewa
BANDUNG, INSPIRA.TV,- Informasi bohong atau hoaks COVID-19 mengalir deras selama pandemi. Imbasnya, kepanikan warga akibat pandemi meningkat.
Tim Jabar Saber Hoaks (JSH) sejak Januari 2020 hingga Juni 2020 menerima 2.881 aduan masyarakat soal COVID-19. Sebanyak 1.855 aduan merupakan hoaks setelah diklarifikasi.
Koordinator JSH Retha Aquila Rahadian mengatakan, persebaran hoaks COVID-19 tergolong cepat karena beredar melalui media sosial dan aplikasi percakapan.
"Setelah kami klarifikasi, 1.855 aduan adalah hoaks. Sisanya benar. Puncak aduan ada di bulan Maret. Untuk April dan Mei sudah turun. Juli sudah mulai melandai," kata Retha di Kota Bandung, Selasa (21/7/20).
Menurut Retha, JSH membuka banyak pintu supaya memudahkan masyarakat menyampaikan aduan. Selain melalui media sosial, JSH menyediakan nomor hotline yang dapat diakses masyarakat.
Tema hoaks terus berganti dari waktu ke waktu. Jika pada awal pandemi hoaks membicarakan soal kebijakan karantina wilayah atau lockdown, saat ini hoaks didominasi terkait penanganan COVID-19. Salah satunya hoaks penyemprotan racun pembasmi COVID-19 melalui helikopter.
"Masyarakat harus lebih teliti dan kritis. Kritis dalam arti penasaran. Apakah informasi ini benar atau tidak. Kemudian, jangan sembarang meneruskan informasi yang belum dipastikan kebenarannya," ucapnya.
Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Unisba) Santi Indra Astuti memaparkan sejumlah dampak buruk dari hoaks. Pertama, merusak ekosistem informasi yang memicu kebingungan di masyarakat. Sebab, masyarakat tidak bisa membedakan mana informasi yang valid dan tidak.
"Belakangan ketahuan informasinya tidak valid alias hoaks. Tapi, energi terlanjur tercurah untuk mengurusi informasi yang tidak benar," kata Santi.
Santi menyatakan, hoaks dapat membuat masyarakat salah mengambil keputusan, khususnya terkait COVID-19. "Dia menolak untuk berobat karena percaya pada hoaks. Hoaks membuat orang mengambil keputusan yang salah dan berakibat fatal bagi hidupnya," ucapnya.
Santi memberikan cara mengatasi hoaks. Pertama, berhati-hatilah dengan narasi yang provokatif dan berlebihan. Hoaks kerap menggunakan kalimat-kalimat sensasional dengan maksud mendiskreditkan satu pihak.
Maka itu, kata Santi, jika melihat berita dengan narasi atau judul provokatif, masyarakat sebaiknya mencari informasi lain yang serupa dari situs daring resmi atau media arus utama. Ciri hoaks lainnya adalah ajakan untuk memviralkan.
"Setelah itu, validasi atau verifikasi informasi. Informasi itu bisa dibuktikan atau tidak. Ada sumbernya atau tidak. Biasanya kalau hoaks itu menyertakan link. Cek link-nya. Apakah memang seperti itu," katanya.
Jika sulit membaca tanda-tanda hoaks, masyarakat sebaiknya mengklarifikasi informasi ke situs mauapun instansi cek fakta, salah satunya JSH. "Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk agar tidak terjebak hoaks," ucap Santi.
Santi mengatakan, hoaks soal COVID-19 harus dilawan bersama-sama. Semua masyarakat dapat menjadi hoaks buster dengan melakukan klarifikasi manakala melihat hoaks tersebar di media sosial atau aplikasi percakapan.
"Kalau lihat hoaks, jangan diam saja, tapi laporkan dan klarifikasi. Jadi, tidak ada gunanya, kita tahu informasi ini bohong, tapi itu hanya berhenti pada diri sendiri. Kita harus mengimbangi hoaks dengan mempublikasikan hasil klarifikasi hoaks yang beredar," katanya. (WOK)
Jangan lewatkan live streaming Inspira TV 24 jam non stop di www.inspira.tv/live. Supaya tidak ketinggalan berita-berita terkini, terlengkap, serta laporan langsung dari berbagai daerah di Indonesia, yuk subscribe channel youtube Inspira TV. Aktifkan juga lonceng supaya kamu dapat notifikasi kalau ada video baru.
BACA JUGA BERITA INSPIRA LAINNYA
Pemerintah Pusat Akan Segara Buka Penerimaan CPNS 2021, Cek Formasinya
04 January, 2021 | 08:22 WIB
Anies Tegaskan Protokol Kesehatan Wajib Dijalankan Meski Ada Vaksin Covid-19 di DKI Jakarta
15 January, 2021 | 16:04 WIB
Ketua MPR RI Dukung Komjen Listyo Sigit Prabowo Pegang Tongkat Komando Polri
13 January, 2021 | 23:26 WIB
Langgar Prokes Usai Divaksin, Raffi Ahmad Digugat ke Pengadilan
15 January, 2021 | 14:04 WIB
Begini Kondisi Cuaca Saat Pesawat Sriwijaya Terjatuh di Perairan Pulau Laki
11 January, 2021 | 09:18 WIB
ARTIKEL PILIHAN
Pencarian Black Box Sriwjaya, Panglima TNI: Telah Ditemukan Bagian dari FDR
12 January, 2021 | 20:09 WIB
Pemkot Bandung Pilih Terapkan PSBB Proporsional Ketimbang PPKM
11 January, 2021 | 19:51 WIB
Bikin Sevilla Bertekuk Lutut, Atletico Madrid Kokoh Dipuncak Klasmen
13 January, 2021 | 11:20 WIB
Kelakuan Raffi Ahmad Baru Divaksin Ngumpul Tanpa Prokes, Beri Contoh Baik Dong!
14 January, 2021 | 15:20 WIB
Gubernur Jabar Sebut Ada 65 Wisatawan yang Mau Liburan di Jabar Dinyatakan Positif Covid-19
06 January, 2021 | 13:34 WIB
23 Ribu Nakes di Bandung Telah Mendaftar Vaksinasi Tahap I
07 January, 2021 | 16:18 WIB