BANDUNG INSPIRA.TV,- Komite Nasional Keselamatan Transportasi masih melakukan investigasi mengenai kendala dan kelemahan yang berpotensi sebagai penyebab kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182. Salah satu topik yang ramai menjadi perdebatan, yaitu batas usia maksimal pesawat.

Namun spekulasi ini lansung ditepis oleh banyak pengamat penerbangan, salah satunya Gatot Raharjo. Ia menerangkan bahwa usia pesawat tak akan berpengaruh selama ada perawatan dan pengawasan yang baik.

"Usia pesawat tidak berpengaruh asalkan perawatannya baik dan ada pengawasan layak terbang yang ketat. Walau kebijakannya sudah ada, tapi yang menjalankan itu tetap manusia," ucap Gatot di Jakarta, Senin (11/1/2021).

Mengamini pendapat Gatot, pengamat penerbangan Gerry Soejatman menjelaskan bahwa kunci utama sebuah pesawat ialah kelayakan, bukan pada usianya.

“Indonesia alergi dengan pesawat tua karena secara historis (kecelakaan) memang banyak dari pesawat tua. Ada semacam trauma psikologis. Tapi di industri ini selama bisa dirawat masih layak terbang,” ujar Gerry.

Menurut Kementerian Perhubungan,Jubir Kementerian Perhubungan Adita Irawati, pesawat jenis B737-500 itu telah memiliki Certificate of Airworthiness (Sertifikat Kelaikudaraan) yang diterbitkan oleh Kementrian Perhubungan dengan masa berlaku sampai dengan 17 Desember 2021.

"Ditjen Perhubungan Udara telah melakukan pengawasan rutin sesuai dengan program pengawasan dalam rangka perpanjangan sertifikat pengoperasian pesawat (AOC) Sriwijaya Air pada bulan November 2020. Hasilnya Sriwijaya Air telah memenuhi ketentuan yang ditetapkan," kata Adita, Senin (11/1/2021). (ADT/SON)